Selasa, 22 Juni 2010

Sleight of hand menyelamatkan David Copperfield

Magician David Copperfield dan dua asisten wanitanya dirampok pada Minggu malam 27 April 06 setelah melakukan show di West Palm beach Florida. Pada pukul 11:15 pm, David dan dua asistennya Cathy Dali dan Mia Volmut, sedang berjalan menuju bus tour ketika sebuah mobil hitam berhenti di samping mereka.

Menurut penuturan Illusionist ini,
“ Pada mulanya kami pikir hanya orang orang yang akan meminta tandatangan, namun dengan nada memaksa mereka meminta kami menyerahkan uang dan seluruh barang berharga. Pada saat kami sadar bahwa ini adalah perampokan, pistol sudah ada di depan wajah.”

Kedua asisten David dengan ketakutan langsung menyerahkan seluruh uang yang ada serta barang barang berharga lainnya termasuk tiket pesawat mereka, Copperfieldpun tak luput dari sasaran. Ia memasukan kedua tangannya ke dalam kantong celana dan menarik bagian dalam kantongnya hingga keluar, untuk menunjukkan bahwa kantongnya kosong. Sleight of hand yang menyelamatkan.

Ketika perampok itu kabur, Copperfield dan Daly mencatat nomer polisi mobil perampok dan langsung menelepon polisi. Dalam waktu singkat polisi datang ke tempat kejadian, berdasarkan informasi dari David mengenai ciri ciri perampok, tidak butuh waktu lama merekapun tertangkap.

Para perampok itupun ditahan, yang ternyata anak anak berandalan umur belasan tahun dengan menggunakan mobil curian. Seluruh barang yang dicuri dikembalikan kepada Copperfield.

Di kantor polisi Illusionist ini menunjukan barang barang yang sebenarnya ada di kantongnya dan tidak diambil oleh perampok berkat sleight of handnya, passport, dompet dan telepon selular.

David tidak trauma dengan kejadian ini, malah ia mengatakan akan kembali lagi ke Palm Beach untuk berlibur. “Kejahatan dapat menimpa kita dimana saja,” ujar Illusionist besar ini.

sumber: http://blackjademagic.blogspot.com/2007/08/sleight-of-hand-save-david-copperfield.html
Selengkapnya...

Bicycle Ace of Spades sebagai kartu kematian


Bagi para Magician - terutama Cardician, kartu bermerek Bicycle tentu sudah tidak asing lagi. Memang Bicycle playing Card merupakan kartu favorite buat para Cardician yang belakangan lebih senang disebut sebagai Card Mechanics.

Namun ada sedikit kisah sisi gelap yang pernah terjadi pada kartu Bicycle ini - khususnya Bicycle Ace of Spades. jika para cardician sering melakukan trick card to mouth... pada sekitar pertengahan tahun 1960-an, tentara Amerika pada masa perang Vietnampun pernah melakukannya. But they did it to dead bodies.

Playing card, atau yang secara salah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan istilah kartu Remi - ( Remi hanyalah salah satu nama permainan kartu yang sangat popular) – sudah berumur sangat lama. Sejarah mencatat asal-usul playing card bermula dari daratan China pada abad ke 9, setelah ditemukannya tehnik pembuatan kertas oleh bangsa China.

Dengan perjalanan sejarah yang cukup panjang, hingga pada abad14, sampailah playing card di daratan Eropa melalui bangsa Mesir. 52 lembar kartu seukuran genggaman tangan ini juga mengalami banyak perubahan pada desain gambar gambarnya. Desain yang sekarang sering kita jumpai saat ini merupakan desain dari Negara Perancis.

Desain klasik Perancis

Amerika Serikat baru mulai memproduksi sendiri kartu kartunya sejak tahun 1800-an. Perusahaan yang memproduksi playing card terbesar di Amerika dan juga terbesar di dunia adalah United State Playing Card Company(USPC) yang bermarkas di Cincinnati, Ohio, AS.

USPC Company Cicinnati, Ohio. AS

USPC memproduksi playing card dengan merek merek Bicycle, Bee Club Cards, Aviator, Aristocrat, dan Hoyle. USPC memproduksi lebih dari 100 juta deck kartu setiap tahunnya.

Selain memproduksi playing card untuk umum, USPC juga menyuplai produknya bagi casino casino di dunia dan kalangan Militer Amerika. Hubungan “mesra’ USPC dengan militer Amerika sudah berlangsung cukup lama. Sejak masa perang dunia ke dua.

Pada masa perang dunia II, USPC memproduksi “Spotter” deck dengan desain militer. Kartu kartu tersebut memiliki gambar pesawat pesawat terbang, kapal perang dan tank tank musuh. Jadi tentara Amerika dapat dengan mudah mengenali mesin mesin perang lawan dengan melihat gambar gambarnya dari kartu kartu yang mereka bawa.

Selain itu juga ada produk yang dinamakan - “Secret Deck” – dan dikirim ke penjara di Jerman - juga pada masa perang dunia II- dimana banyak tentara Amerika yang ditawan pada masa itu. Lembaran kartu ini jika direndam di dalam air, lapisan kartunya akan dengan mudah dikelupas, yang ternyata terdapat gambar gambar rahasia. Jika ke 52 kartu di disusun dilantai, akan terbentuk gambar rute peta pelarian bagi para tahanan dari penjara tersebut.

Pada masa perang Irak USPC bahkan memproduksi playing card dengan desain Iraqi Most Wanted dan dibekalkan pada setiap tentara Amerika yang bertugas di Irak. Desain ke 52 kartu tersebut bergambar presiden Irak saat itu, Saddam Hussein dan petinggi petingginya serta anak anak Sang Presiden. Saddam Hussein menempati urutan pertama dari gambar kartu Iraqi Most Wanted, yaitu Ace of Spades (Aas Sekop). Orang nomer satu yang paling dicari Amerika saat itu.

kartu Ace of spades bergambar Saddam Hussein

Namun cerita paling fenomenal dalam sejarah hubungan USPC dengan kalangan Militer AS terjadi pada masa perang Vietnam. Seperti kita ketahui, perang Vietnam merupakan perang saudara antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.

Peta Vietnam

Vietnam Selatan didukung Amerika melawan Vietnam Utara yang berideologi komunis dan berakhir pada tahun 1973 dengan kemenangan di pihak Vietnam Utara. Perang Vietnam sendiri merupakan mimpi buruk bagi banyak warga Amerika yang kehilangan kerabat, suami dan anak laki laki mereka, untuk perang yang mereka anggap sia sia, 56.000 jiwa tentara Amerika terenggut selama perang 9 tahun itu.

Rambo…tokoh fiktif dalam film dengan judul yang sama – diproduksi oleh Hollywood- merupakan sedikit obat sementara untuk melupakan kekalahan Amerika di Vietnam.

John Rambo

Seorang tokoh rekaan yang bernama John Rambo, seorang diri dengan senjata seadanya, mampu mengalahkan ratusan tentara Viet Cong demi menyelamatkan tentara tentara Amerika yang ditawan di Vietnam. Namun sekali lagi, Rambo hanyalah tokoh fiktif rekaan Hollywood demi menghapus trauma kekalahan Amerika di Vietnam.

Rambo dunia nyata pada perang Vietnam, figure yang secara psikologi menjadi booster keberanian para tentara Amerika di perang gerilya tersebut adalah….Bicycle Ace of Spades. Kartu Aas Sekop dari Bicycle playing card pernah menjadi mimpi buruk bagi para Viet Cong. Ace Of Spades menjadi symbol kartu kematian atau The Death Card.

Why?

Let the story begins……

Suatu siang di sebuah desa kecil antara daerah Duc Pho dan Mo Duc di Vietnam utara tahun 1967.Sebuah helikopter pasukan Amerika meraung raung di atas desa yang diduga sebagai salah satu markas Viet Cong.

Bukan hujanan tembakan yang diluncurkan dari capung besi Amerika itu, melainkan ribuan lembar kartu produksi USPC - ya Bicycle playing card. Namun anehnya, seluruh kartu yang disebarkan hanyalah Ace of Spades – hanya Aas Sekop.

Tak lama kemudian….

Pasukan darat Amerika dengan sandi : Operation Baker, bersama dengan tank tank besarnya, melakukan penyerangan dengan membakar rumah rumah beratap rumbia dan melemparkan granat granat ke dalam bunker bunker yang diduga sebagai tempat persembunyian para Viet Cong.

Pertempuran Frontalpun tak terhindarkan antara pasukan Amerika dan Viet Cong. Tak dapat dielakkan lagi, banyak korban berjatuhan di pihak Viet Cong. Pasukan Viet Cong yang secara kasat mata tidak berbeda penampilan dengan petani biasa, mundur masuk ke dalam hutan setelah merasa tak ada kemungkinan menang melawan pasukan Amerika serta tank tanknya.

Setelah dirasa cukup aman, pasukan Operation Baker menyisir desa yang telah porak poranda.

Hanya orang tua dan wanita serta anak anak kecil tak berdosa yang tertinggal disana. Pandangan mata nanar anak anak kecil yang tampak kebingungan dan ketakutan, mengikuti langkah pasukan Amerika dengan helm tempur bergambar Ace of Spades menyisir desa mereka.





Mayat mayat pasukan Viet Cong bergelimpangan di atas tanah dengan lubang lubang bekas tembakan di tubuh mereka. Pasukan Operation Baker menghampiri tubuh tubuh tak bernyawa itu. Bukan bermaksud menguburkan, seorang Letnan justru mengeluarkan satu deck Bicycle Playing card dari kantongnya. Satu deck kartu yang semuanya Ace of Spades. Selembar kartu diambilnya, dan…dijejalkan ke mulut mayat seorang Viet Cong dengan dibantu rekannya menggunakan kaki, untuk memudahkan masuknya kartu ke mulut tubuh tak berkutik itu.



Tindakan menjejalkan Ace of Spades kartu Bicycle ke mulut mayat mayat Viet Cong-pun diikuti oleh rekan rekannya yang lain. Setelah semua mayat Viet Cong dijejali kartu, tindakan selanjutnya adalah : menebarkan kartu kartu Ace of Spades lainnya di sekeliling mayat mayat tersebut.

Pasukan Operation bakerpun pergi meninggalkan desa yang telah di bumi hanguskan. Meninggalkan ribuan lembar Ace of Spades dari Bicycle playing card dan menabur trauma kepada anak anak kecil yang tak mengerti kenapa mayat mayat kerabat mereka dijejali kartu ber-simbol daun hitam dengan gambar wanita di tengahnya – ( lambang Ace of Spades – kartu Bicycle)

Cerita dimundurkan sedikit….

Januari 1966… Pada masa perang Vietnam, pasukan America Brigade ke 3 dengan nama “Tropic Lightning” membangun base camp di sebuah bukit di luar kota Pleiku, Vietnam Selatan. Sudah menjadi kebiasaan pasukan Amerika, jika ada waktu luang (tidak sedang berperang), mereka habiskan waktu dengan bermain kartu. Bicycle playing card produksi USPC menjadi kartu favorite mereka dan menjadi bekal “wajib” di setiap ransel pasukan Amerika, selain majalah yang dikirim secara rutin dari Amerika (majalah Playboy jadi urutan no 1 dari daftar perbekalan mereka).

Suatu sore tanpa peperangan, selagi sebagian pasukan asik bermain kartu. Seorang pemimpin platoon menghampiri mereka dengan membawa sebuah media masa yang baru diterimanya - Stars and Stripes. Ada satu artikel di majalah itu yang membahas tentang tingginya kepercayaan rakyat Vietnam kepada hal hal yang berbau supranatural. Antara lain ketakutan mereka kepada lambang Ace of Spades dan gambar seorang wanita. Diceritakan di artikel tersebut lambang sekop pada kartu Aas merupakan lambang kematian bagi rakyat Vietnam, dan gambar seoarang wanita merupakan dewi Kematian.


Lambang Ace of Spades pada kartu Bicycle

Kurang jelas dari mana rakyat Vietnam punya konsepsi lambang sekop sebagai lambang kematian. Sebagian teori mengatakan konsep itu dari kartu tarot yang dibawa oleh Perancis selama pendudukan Perancis di Vietnam dari tahun 1862 sampai tahun 1954. Pada kartu tarot, Ace of Spades merupakan kartu kematian atau Death Card.

Sebagian teori mengatakan bahwa pada kepercayaan tradisional rakyat Vietnam, lambang kematian mirip dengan lambang sekop pada playing card atau kartu tarot. Setelah para tentara membaca artikel tersebut, mereka menyadari Ace of Spades pada kartu Bicycle mempunyai dua hal yang dipercaya ditakuti oleh rakyat Vietnam.

Lambang sekop sebagai lambang kematian, dan gambar Lady Liberty di tengah gambar sekop dapat ditafsirkan sebagai Dewi kematian bagi rakyat Vietnam. Entah siapa yang memulai, sejak itu setiap deck kartu pasukan tersebut hanya berjumlah 51 (diluar joker) karena Ace of Spadesnya sudah berpindah… bertengger di helm para tentara brigade ke 3 tersebut.

Kartu Ace of spades di helm Tentara Amerika

Salah seorang letnan Kolonel dari brigade ke 3 itu, Charles W. Brown menulis surat kepada USPC yang isinya minta dikirimkan kartu Bicycle yang hanya berisi Ace of Spades. Surat dari letnan Kolonel Brown pun sampai ke meja Mr. Allison F. Stanley Direktur dari USPC. Rupanya Mr. Stanley pernah kehilangan seorang anaknya dalam perang dunia II dan berhasrat membantu militer AS dimanapun berada. Pada hari yang sama setelah surat itu diterima. Ribuan deck kartu Bicycle yang hanya terdiri dari Aces of Spades dikirim ke Vietnam secara gratisss.

Kiriman selanjutnya bahkan diproduksi bungkus kartu khusus bertuliskan – SECRET WEAPONS – BICYCLE ACES OF SPADES. Kartu kartu tersebut diharapkan dapat menjadi psychological operation weapon.


Selanjutnya, seperti yang telah diceritakan diatas, Bicycle Aces of Spades menjadi dipercaya oleh tentara Amerika sebagai lambang kematian dan Dewi kematian bagi rakyat Vietnam.

Benarkah demikian?

Setelah perang Vietnam berakhir, dengan kekalahan di pihak Vietnam Selatan yang dibantu Amerika. Mr. Stanley pernah bertanya kepada Letnan kolonel Brown sebagai orang yang pernah menulis surat kepadanya dan meminta Bicycle Aces of Spades sebagai psychological operation weapon.

“Apakah anda pernah melihat para Viet Cong lari ketakutan ketika melihat lambang dari Ace of Spades?”

Brown menjawab, “ Hmm yang jelas, kami telah melakukannya. Setiap membersihkan sebuah desa Viet Cong, setidaknya kami telah meninggalkan pesan bahwa kami pernah berada disini dengan menaruh kartunya di tubuh mayat mayat mereka dan memenuhi desa dengan kartu kartu tersebut.”

“Dan yang lebih penting, Ace of Spades justru lebih sebagai Booster semangat bagi tentara Amerika, dan diadaptasi oleh unit unit lainnya sebagai Ikon dan ditaruh di helm helm mereka. “ ujar Brown.

Pada Operation Desert Storm di Irak, permintaan Bicycle Ace of Spades membanjir dari tentara Amerika yang berperang disana, untuk disematkan di helm mereka. Padahal Ace of Spades tidak memiliki makna apa apa bagi rakyat Irak selain sebagai salah satu gambar dalam satu deck kartu.

Rupanya menaruh kartu Aas Sekop pada helm tentara Amerika saat ini lebih merupakan tradisi dan pendorong semangat mereka daripada sebagai psychological operation weapon seperti di Vietnam…..

Benarkah Bicycle Aces of Spades tidak berpengaruh apa apa bagi rakyat Vietnam? Hmmm….mungkin memang tidak ada pengaruh psikologi untuk para Viet Cong pada saat perang Vietnam berlangsung.

Namum bagaimana dengan anak anak kecil Vietnam yang pada saat itu melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana tentara Amerika menjejali mayat ayah, kakak atau kerabat mereka dengan kartu Aas Sekop? Bukankah tentara Amerika sendiri yang menjadikan mithos itu menjadi nyata bagi anak anak kecil pada cuplikan film dokumenter Operation Baker di atas? ketakutan mereka terhadap As Sekop sebagai kartu kematian (death card) justru dimulai pada saat itu.

sumber : http://blackjademagic.blogspot.com/2008/02/bicycle-ace-of-spades-sebagai-kartu.html

Selengkapnya...

Wawancara dengan Demian Aditya


Bagi Ilusionis bergaya trendi ini, pertunjukan ilusi bukanlah sekadar tontonan, melainkan pengalaman kemanusiaan yang sangat berharga. Di sanalah ia bisa menjalin komunikasi dengan sesama manusia secara lebih harmonis.

TV plasma, PDA, ponsel, benda benda elektronik berteknologi tinggi yang mulai akrab dengan sebagian masyarakat kelas menengah atas, akan terlihat lebih ajaib di tangan pemuda bertubuh atletis ini. Tayangan talk show Om Farhan di stasiun televisi ANTV, merupakan momentum yang melejitkan nama illusionist muda kelahiran 19 Juni 1980 ini.

Dunia entertain serasa mendapat darah segar oleh sajian magic dengan warna baru yang disuguhkan oleh pemuda berambut ala Bezita tokoh komik Dragon Ball. Dengan PDA pinjaman dari Om Farhan, Demian Aditya memainkan satu routine trik sulap koin yang belum pernah ditonton pemirsa TV sebelumnya. Koin biasa nominal lima ratus rupiah dapat berpindah dari tangan Demian ke dalam PDA pinjaman tersebut.Tampak koin berputar putar di layar PDA. Bukan itu saja, bahkan Demian dapat menjadikan koin di layar bergerak sesuai gerakan tangannya.

Sarah Azhari yang saat itu merupakan tamu Om Farhan, kebagian juga suguhan trik dari Demian. Sarah diminta mengocok setumpuk kartu normal dan mengambil satu kartu tanpa diketahui Ilusionis ini. Masih dengan menggunakan PDA Om Farhan, Demian memunculkan kartu pilihan Sarah di layar PDA. Dalam sekejab kartu di layarpun berpindah ke tangannya secara ajaib.

Selanjutnya tontonan menarik dengan media TV plasmapun dimainkannya. Permainan ilusi sebuah bola di layar kaca yang dapat diambil dan ditaruh kembali ke dalam layar membuat penonton terheran heran. Bukan hanya itu, bola yang sudah ditarik keluar dari dalam TV seakan akan berontak dan tidak bisa dikendalikan oleh Demian. Dengan gaya pantomimnya yang stylish dan mengejutkan, Demian memiringkan tubuhnya 45 derajat ke depan dan ke samping demi mengendalikan keliaran bola. Penontonpun dibuatnya lebih ternganga. Dalam waktu singkat namanya menjadi pembicaraan orang. The new star is born.....

Melanjutkan aksinya di Om Farhan yang menjadikan namanya dikenal orang, Demian muncul dengan acara reality show serial bertema street magic di stasiun TV yang sama dengan judul Demian Sang Ilusionis.

Tayangan street magic di televisi bukan hal baru bagi penonton Indonesia yang membedakannya, di setiap tampilan Demian Sang Ilusionis, pemuda ini melakukan sebuah ilusi besar di jalan atau di tempat umum, dimana biasanya ilusi tersebut dilakukan di panggung. Performance dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi sekaligus merupakan tontonan baru bagi pemirsa televisi. Semua itu tidak diraihnya dengan mudah, perjuangan, kerja keras, dan kucuran darah mengiringi perjalanan karirnya.

Wawancara

Demian Aditya

Banyak yang penasaran dengan pemuda yang satu ini. Penampilannya di layar kaca ANTV, dengan tayangan reality show bertema sulap, “Demian Sang Ilusionis”, membawa penonton menikmati suatu pertunjukan dengan warna baru yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia. Siapakah illusionist berambut spike ini ? Bagaimana perjalanannya di dunia sulap dan pandangannya tentang art of mystery yang digelutinya saat ini?

Ini pertanyaan standar dulu aja ya. Sejak kapan sih seorang Demian kenal sulap, dan apa sulap pertamanya? Bisa diceritain?
Bisa, gue kenal dan suka sulap gara garanya standar juga, lihat David Copperfield di televisi tahun 80-an akhir, waktu masih SD. Sulap pertama gue, sulap koin. Di sekolah waktu kelas 6, ada teman sekelas SD gue yang bisa main sulap. Gue kaget banget, dia mainin trik koin hilang yang pakai saputangan. Pada waktu itu, bagi gue sulapnya gokil banget! Akhirnya gue belajar sulap koin, dan jadi trik pertama gue. Dari SD sampai SMA sulap gue, ya sulap koin. Kadang gue beli alat sulap juga di Mr Magic, toko sulap di Jakarta Barat. Gimmick gimmick kecillah, seperti Crazy Cube. Waktu Kuliah tahun 98, di kampus gue, Trisakti, ada seorang pegawai kampus main trik tali. Cut and restore rope, tali yang dipotong nyambung lagi. Gila! Seorang pegawai kampus bisa main sulap kaya gitu! Bagi gue waktu itu, udah hebat banget. Akhirnya gue minta dia ajarin sulap, termasuk tehnik kartu yang diambil dari bawah, glide. Gue maksa he he...

Kalo dia lihat loe di TV sekarang, kira kira masih ingat ngga dia sama loe ?
Ha ha... Ngga tau juga ya, soalnya udah lama banget, dan itu di kampus Trisakti Rawa Sari, sekarang gue di kampus Grogol.

Pernah belajar ke pesulap ?
Nah, abis belajar sedikit sama pegawai kampus, terus gue ketemu sama Yanto.

Yanto mana ? Yanto yang punya counter di Glodok ?
Iya, dari dia gue belajar beberapa trik, terus gue ketemu sama Budi, (Budi Faro- Red) sama Koh Iwan, (Indomagic Land-Red) baru ketemu Ket Fie. Dari dia gue belajar banyak. Gue ikut Ket Fie setahun, sekitar tahun 2000-an. Dia show dimana aja, gue ikut, dia show di gereja, gue bantuin. Sampai gue jadi asisten dia. Ket Fie kan ada reguler show di Hotel Shangrila, setelah beberapa lama ikut dia, Ket Fie nawarin gue juga perform di sana. Itu pertama kalinya gue show.

Illusionist yang juga seorang drummer dari kelompok musik Headache ini, sebelum bersolo karir pernah tergabung dengan Pentagram pimpinan Deddy Corbuzier.Di sinilah dirinya menemukan kesadaran bahwa sulap bukanlah hanya melulu trik. Performance dan psikologi justru merupakan elemen yang lebih penting daripada hanya sekedar mengejar trik.

Gimana ceritanya loe bisa gabung dengan Pentagram?
Waktu itu tahun 2002, teman gue di pemilihan Abang-None jakarta, ternyata sahabatnya Deddy, gue minta dikenalin ke Deddy sama dia. Waktu Deddy ada show di Shangrila, show besar, gue sama teman gue itu kesana. Gue dikenalin, dan Deddy minta gue main sesuatu. Gue main koin, Coin Matrix, ajarannya Ket Fie. Deddy lihat main gue bagus kali ya, terus dia bilang “Loe gabung deh di Pentagram


Di Pentagram loe sekolah ?
Engga, gue member, jadi gue dimenejerin Pentagram. Pertama sih gue ditawarin untuk sekolah. Waktu itu gue belum ada duit. Gue bilang ke Deddy, “Gue ngga ada duit Ded.” “Ya udah, loe gue menejerin aja,” katanya.

Waktu itu udah ada Bow Vernon ?
Udah... Bow itu termasuk murid pertama Pentagram. Sekitar dua atau tiga bulan Pentagram buka, Bow masuk. Tahun 2000 kayanya.

Apa aja yang loe pelajari di Pentagram?
Di Pentagram, gue baru nemuin, ternyata kalau kita mau jadi pesulap ngga cuma trik yang penting. Ada yang lebih penting dari trik sulap itu sendiri. Yaitu performance. Ada buku yang akhirnya bikin gue berubah banget. Judulnya, Maximum Entertainment.

Itu buku sulap?
Iya, buku sulap, tapi sama sekali ngga ada triknya. Isinya tentang gimana cara kita perform ke orang. Sama satu buku lagi, judulnya Mastering the art of magic. Isinya bagus banget. Di situ dikasih tahu bahwa magician sebenarnya adalah seorang aktor yang sedang memainkan perannya sebagai magician. Jadi sebenarnya kita adalah aktor. Yang paling penting, dan juga diajarin di Pentagram, kalau kita lagi di panggung, gimana caranya, lima menit pertama orang harus suka sama kita. Itu yang susah. Pertama masuk Pentagram, biasanya direkomendasikan buku yang harus dibaca. Buku yang gue baca pertama kali, Growing the art of magic. Pokoknya di sana gue nemuin banyak buku yang ngga ada triknya sama sekali, tapi ternyata bagus banget. Tommy Wonder dibukunya bilang, “Yang paling utama kalau main sulap, kita harus yakinin diri sendiri kalau kita bisa ngilangin koin. Karena kalau kita sendiri ngga yakin, gimana bisa bikin orang yakin?”

Sejak dimenejeri Pentagram, show TV pertama kalinya di mana?
Show di TV pertama kali di TV 7, waktu launching buku Harry Potter. Gue kebagian sialnya melulu, tiap kali TV show, selalu live. Wah..gemeterannya minta ampun. Bayangin, show jarang, begitu TV show, live. Kalau salah dikit aja, wah.....

Pernah punya pengalaman gagal waktu show?
Kalau gagal dalam pengertian salah sih jarang. Gue pernah punya pengalaman yang paling gila banget, rahasia trik gue dibuka, waktu show di Jogja. Gue main pakai TV plasma tahun 2003, untuk launching Samsung. Gue yang di dalam TV berkomunikasi sama gue yang di luar TV, kaya waktu acara gue di final KDI 3. Waktu itu gue pakai combe (stooge), akhirnya ketahuan. Ceritanya gini, setelah selesai main pakai TV, gue main routine berikutnya. Gue minta seorang penonton naik ke atas panggung. Waktu itu gue belum terlalu belajar psikologi. Ada satu penonton cowo teriak, “Gue mau! gue mau!” sampai di atas panggung, gue tanya dia, “Namanya siapa mas.” Tiba tiba, mike gue diambil. “Gue tahu semua rahasianya tadi,” orang itu bongkar semua rahasia gue. Gue diketawain. Gue bilang, “Kalau anda merasa itu tadi teman saya, sekarang saya main dengan anda.” Dia nolak, “Ngga mau! ngga mau!” Akhirnya gue minta seorang penonton yang dikenal semua orang di sana, untuk naik ke panggung. Gue tanya ke penonton, ”Semua kenal kan sama dia?” “Kenal....” “Dia bukan teman saya kan?” “Bukan...” Terus gue main Psychokinetic Touch sama dia. Gue nyolek dari sini, orang di sana berasa. Triknya berhasil. Wah.. Parah banget deh tuh pengalaman.

Ada pengalaman lain yang parah juga?
Ada, tapi bukan waktu show. Bulan September 2006, gue lagi gladi resik, 2 jam sebelum show di sebuah hotel di Jakarta Selatan. Panggungnya di atas kolam renang, sisi panggung nempel sama bibir kolam. Gue berdiri di bibir kolam yang gue kira terbuat dari mika dan kuat. Engga taunya dari kaca, dan ngga kuat. Kacanya pecah, dan gue ikut jatuh. Waduh.... Gila banget! Badan gue luka semua kena pecahan kaca. 38 jahitan...! Yang paling parah paha kanan gue, 10 jahitan sendiri.

Terus shownya gimana?
Gue dijahit dulu, show tetap jalan. Tapi yang rencananya main pakai The Lean, ngga jadi gue mainin. Ngga kuatlah kaki gue. Pengalaman berdarah....

Sadis ya...
Di dunia sulap, siapa sih orang yang merupakan inspirator buat loe?
Orang yang jadi inspirasi terbesar gue...pertama, David Copperfield. Karena dia itu bisa ngemas sulap yang biasa jadi luar biasa. Kedua, Marco Tempest. Jujur, sulap gue sekarang kan banyak terinspirasi dari dia. Tapi gue ngga seratus persen niru Tempest. Dia kan punya sebutan buat sulapnya, Virtual Magic. Kalau gue lebih mengarah kepada yang gue sebut Hi Tech Magic. Kalau Virtual kan semua yang di layar aja. Gue bisa pake apa aja, pokoknya semua yang ada teknologinya. misalnya ponsel yang ngga ada layarnya sekalipun. Laser, lampu. Lampu kan bukan virtual, tapi lebih mengarah ke teknologi.

Jadi sebutan buat loe, Hi Tech Magician?
Engga, gue tetap Illusionist, tapi spesialisasinya Hi Tech Magic.

Oya, Gue dengar loe dulu pernah buat istilah Halusionist, gimana ceritanya?
Gini, kenapa gue milih istilah halusionist? Karena intinya dari Bizarre Magic. Kalau di psikologi ada teori yang mengatakan - What the mind think, the body will create - Jadi apa yang kita pikirin, tubuh akan bereaksi, dan menjadikannya nyata. Misalnya gue bilang di sini ada setan, pikiran orang akan menciptakan gambaran itu, sampai akhirnya tubuh bereaksi dan merinding. Gue buat orang berhalusinasi, seakan akan di sini ada setan. Jadi ceritanya gue masternya halusinasi, makanya gue buat istilah Halusionist. Dulu kenapa gue ambil aliran Bizarre? Karena gue suka main trik manggil arwah. Ada sulap buatan gue sendiri yang menurut gue bagus. Biasanya kan kalau kita main sulap, reaksi penonton, tepuk tangan, ketawa, atau kaget. Nah, gue ciptain suatu efek, yang menjadikan penonton gue selalu nangis.


Kenapa nangis?
Dulu gue suka uji coba di roti bakar Eddy. (tempat nongkrong di Jakarta Selatan-Red) Penonton gue kan kebanyakan cewe cewe, jadi gue selalu main efek itu sama cewe. Gue minta mereka menuliskan nama seseorang yang disayangi, tapi udah meninggal, dan gue manggil arwah orang itu. Dari sepuluh orang yang gue mainin trik itu, tujuh pasti nangis.


Alasan loe pindah dari bizarre atau halusionist ke illusionist?
Kenapa gue pindah? Karena bizarre itu di bawahnya sulap mental. Jadi akan dekat sekali sama Deddy, dan gue akan lawan Deddy. Gue ga mau donk, Deddy itu guru gue, dan gue banyak belajar dari dia.

Apa sih arti sulap menurut loe?
Bagi gue sulap itu suatu seni entertain, membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Gue pribadi punya motto - "Transforming Magic from 'tricks' into an EXPERIENCE..." - menjadikan sebuah trik menjadi suatu pengalaman.

Kalau loe lihat, kemajuan sulap di Indonesia gimana?
Menurut gue sih, sulap di Indonesia ketinggalan 10 - 20 tahun di banding Inggris atau Amerika. Tapi, sekarang sedang mengalami kemajuan yang cukup pesat. Deddy sudah membuat sulap di Indonesia lebih dihargai. Bagi gue Deddy merupakan The Father of Modern Magic di Indonesia.

Kalau penghargaan masyarakat kepada pesulap dari segi bayaran, udah layak belum menurut loe?
Sebenarnya yang tahu bayaran atau nilai, ya pesulapnya sendiri, berapa dia menilai dirinya. Kalau dia menilai dirinya 500 ribu, ya nilainya segitu. Kalau dia menilai tinggi, ya penghargaan masyarakat jadi tinggi juga. Dibarengi kualitas tentunya.

Tayangan serial Demian Sang Ilusionis, sudah memasuki 13 episode ke dua. Membuktikan cukup tingginya respon dari masyarakat terhadap program TV ini. Bulan Juli 2007 mendatang, Sang Ilusionis yang paling doyan makan nasi goreng buatan ibunya ini, akan mengguncangkan dunia transportasi Jakarta. Bagaimana tidak? Enam buah Busway akan dihilangkannya dalam sekejab. Sebelumnya, di bulan Juni, Publicity Stunt, dengan atraksi bernama Water Torture, seperti yang pernah dilakukan Houdini, akan dapat disaksikan langsung oleh masyarakat di suatu tempat di Jakarta.


Sekarang loe udah bersolo karir ya ? Gue dengar loe buat management sendiri, NUMAGIC.
Iya, kaya EO gitu. Jadi semua kontrak gue diurus Numagic, kadang juga buat panggung sendiri, ilusi kan butuh stage khusus, Numagic yang tanganin.

Ini pertanyaan terakhir. Nama Demian itu dari mana? Nama asli loe kan Aditya Prambudhi.
Demian gue ambil dari film The Omen, anak setan॥! Ha ha ha.....

Selengkapnya...

Senin, 21 Juni 2010

Biographi Singkat Criss Angel


Criss Angel (born Christopher Nicholas Sarantakos on December 19, 1967) is an American magician, illusionist, musician, mentalist, hypnotist, escapologist, stunt performer, yoga master and actor. He is best known for starring in his own television show, Criss Angel Mindfreak.

Early life

Angel was born on December 19, 1967, raised in East Meadow, New York and is of Greek descent. Angel grew up loving music (playing drums, flute and accordion) and has always had an interest in magic. His parents are John and Dimitra Sarantakos. His mother hails from Mystra, Greece. He has two brothers, Costa and JD, as well as two cats, Minx and Hammie (short for Hamlet). One of Criss's biggest influences has been his father, who died from stomach cancer.

Criss Angel first became interested in magic at the age 7, when his Aunt Stella showed him a card trick. Two of his biggest magic influences are Harry Houdini and Aldo Richiardi . As a teenager, Angel performed at birthday parties, at night clubs, at home to entertain his family, and at private events. Early in his magic career, magician James Randi designed Angel's professional business card.

He played in an Industrial music band called AngelDust with friend Klayton Scott (Celldweller, Argyle Park) who produced, co-wrote and helped arrange the music for his show, Mindfreak.

Magic career

Angel performed in World Of Illusion at Madison Square Garden in 1998. Criss then scored a show on Broadway titled "Criss Angel Mindfreak," which ran up until January 6, 2003 following a run of 600 performances at The World in The World Underground Theater in Times Square. He also starred in several television specials.

Criss Angel won the Academy of Magical Arts' Magician of the Year award in 2005, and the IMS Magician of the year in 2001 and 2004.

He has even revealed the methods for many of his tricks to viewers at home on TV and in videos, although the effects revealed are usually very simple such as making a toothpick disappear, picking a pocket, or making a Styrofoam cup float. Angel discusses magic and his life in Mindfreak: Secret Revelations (published April 24, 2007), which became a Los Angeles Times best seller.

Angel is scheduled to appear in a new illusion-based Cirque du Soleil production at the Luxor Hotel in Las Vegas, and it is expected to open in September 2008. Angel has recently said that there are plans for this attraction to run for 10 years, including 4,600 shows with a possible 5 year renewal option of his contract. The show is a permanent Las Vegas show and will not be in any other city.

In July 2007, NBC signed Angel and Uri Geller for Phenomenon, a show airing on October 24 that searches for the next great mentalist. Angel does not believe Geller has any paranormal abilities.

Criss Angel Mindfreak

Main article: Criss Angel Mindfreak

Angel is the star and creator of the A&E Network show Criss Angel Mindfreak. Seasons 1 and 2 were filmed at the The Aladdin in Las Vegas, with Season 3 at the Luxor Hotel. Premiering on July 20, 2005, the illusions have included walking on water, levitating above the Luxor Hotel, floating between two buildings (although this could be interpreted by some as a studio created blue screen trick and not an on site illusion), causing a Lamborghini to disappear, surviving in an exploding C4 Crate, and cutting himself in half in full view of an audience. Criss is scheduled to begin filming Season 4 of Mindfreak in October 2007, and the show is scheduled to run for two more seasons after that.

In the first episode of season three of his series "MindFreak", Angel demonstrated the illusion of levitation at the Luxor Hotel, Las Vegas. In one scene, he appears to levitate from the 26th floor inside the hotel, slowly descending through the hotel's atrium to the entrance lobby. Later, he levitated above the 500-foot-high apex of the hotel at night, in the middle of the famous Luxor's spotlight which has an output of 42.2 billion candlepower. This episode was viewed by almost 3 million viewers making it the most watched episode in series history and the number one show in its time slot on cable television.

Other television appearances and movies

Angel was the featured guest star on CSI: NY on February 28, 2007 in an episode titled "Sleight Out of Hand" as a character named Luke Blade, a famous magician whose assistants die in unusual ways that are strangely related to the illusions he performs in the episode. In the episode, he performed three illusions (being sawed in half, being set on fire, and a version of his "Submerged" illusion).

Angels' more notable television appearances include but are not limited to Las Vegas, The Oprah Winfrey Show, The Late Show with David Letterman, Late Night with Conan O'Brien, The Late Late Show with Craig Ferguson, The Ellen DeGeneres Show, as well as VH1's Rock Honors Awards performing and introducing legendary Honoree Ozzy Osbourne. In June 2007, Angel appeared on the cover of the DUB Magazine. He also appeared on CNN's Larry King Live on July 12, 2007. On June 8, 2007, he stated on the Late Late Show with Craig Ferguson that Richiardi was one of his greatest influences.

Criss Angel is cast to star in the upcoming movie Mandrake the Magician.
Selengkapnya...

Sejarah Halloween


Halloween ([hælə'win], [hælo'win]) adalah tradisi perayaan malam tanggal 31 Oktober di negara-negara berpenutur bahasa Inggris, dilakukan anak-anak berpakaian aneh yang berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga meminta permen atau coklat dengan berkata "Trick or treat!" Ucapan "Trick or treat!" merupakan semacam "ancaman" yang berarti "Beri kami (permen) atau kami jahili." Anak zaman sekarang biasanya tidak lagi menjahili rumah orang yang tidak memberi apa-apa. Sebagian anak-anak masih menjahili rumah orang yang dianggap pelit dengan cara "menghiasi" pohon yang ada di depan rumah dengan kertas toiletjendela dengan sabun. atau menulisi

Halloween biasanya identik dengan setan, tukang sihir, hantu Goblin dan makhluk-makhluk menyeramkan lain dari kebudayaan Barat. Halloween disambut dengan menghias rumah dan pusat perbelanjaan dengan simbol-simbol Halloween.

Halloween berasal dari kata Hallowe'en yang merupakan kependekan dari All Hallow's Eve (malam sebelum hari raya All Hallow) . Hari raya agama Katolik bernama Hari Raya Semua Orang Kudus (All Saints Holy Day) yang dirayakan 1 November pernah dikenal sebagai All Hallows' Day yang merupakan penyingkatan dari All Hallowed Souls. Dalam bahasa Inggris, kata Hallowed (holy) berarti Orang Kudus.

Hari Raya Semua Orang Kudus ditentukan misionaris Kristen bertepatan dengan hari raya pagan dengan alasan ingin orang pagan mempercayai agama Kristen. Hari Para Arwah (Day of the Dead) yang merayakan kedatangan arwah sanak keluarga dan kerabat kembali ke bumi sampai sekarang masih diperingati di beberapa negara seperti di Brazil, Meksiko, dan Filipina.

Halloween berasal dari orang Celt di Irlandia, Britania dan Perancis sebagai tradisi paganisme perayaan musim panen. Di abad ke-19, orang Irlandia dan Skotlandia membawanya ke Amerika Utara.


Simbol Halloween

Simbol Halloween lekat dengan keadaan musim gugur dan karakter-karakter komersial dan menyeramkan hasil rekaan pembuat film Amerika dan ahli desain grafis. Simbol Halloween biasanya dekat dengan kematian, keajaiban, dan monster-monster dari dunia mitos. Karakter yang sering dikaitkan dengan Halloween misalnya karakter setan dan iblis dalam kebudayaan Barat, manusia labu, makhluk angkasa luar, tukang sihir, kelelawar, burung hantu, burung gagak, burung bangkai, rumah hantu, kucing hitam, laba-laba, goblin, zombie, mumi, tengkorak, dan manusia serigala. Di Amerika Serikat, simbol Halloween biasanya dekat dengan tokoh dalam film klasik mulai dari Drakula dan monster Frankenstein.

Hitam dan oranye dianggap sebagai warna tradisional Halloween, walaupun sekarang banyak juga barang-barang Halloween yang berwarna ungu, hijau dan merah.

Labu yang merupakan hasil panen musim gugur di belahan bumi beriklim sejuk sering dijadikan simbol Halloween, begitu pula orang-orangan sawah sebagai penjaga hasil panen.

Simbol Halloween yang dimengerti secara universal adalah labu yang diukir membentuk wajah "menyeramkan" yang diberi nama Jack-o'-lantern. Agar kelihatan lebih seram, lentera Jack-o'-lantern biasanya diletakkan di tempat gelap, karena di dalam labu diletakkan lilin menyala atau lampu.

Di Amerika Serikat, lentera Jack-o'-lantern sering diletakkan di depan pintu masuk rumah sesudah hari mulai gelap. Tradisi membuat lentera Jack-o'-lantern berasal dari Amerika Utara yang banyak menghasilkan labu berukuran besar yang mudah diukir.


Makanan Halloween

Di belahan bumi beriklim sejuk, perayaan Halloween berlangsung di musim apel sehingga Candy Apple atau caramel apple (apel yang dicelup ke dalam cairan gula) terkenal sebagai makanan Halloween.

Selain itu, hidangan lain yang lekat dengan tradisi Halloween: pai labu, sari buah apelcider), candy corn, bonfire toffee, Toffee Apple, dan permen yang dibungkus dengan warna-warni Halloween (oranye, coklat, atau hitam).


Perayaan di Amerika Serikat

Bagi anak-anak di Amerika, Halloween berarti kesempatan memakai kostum Halloween dan mendapatkan permen, sedangkan bagi orang dewasa adalah kesempatan berpesta kostum. Bagi pedagang eceran di Amerika, Halloween berada di urutan kedua di bawah hari Natal sebagai perayaan yang paling yang menguntungkan.

Sejarah topeng dan kostum Halloween sebelum tahun 1900 di Amerika atau di tempat lain masih sedikit yang diketahui karena keterbatasan sumber primer. Kostum Halloween yang diproduksi massal belum terlihat di toko-toko hingga tahun 1950-an, walaupun topeng Halloween sudah ada lebih dulu.

Di tahun 2005, asosiasi produsen permen Amerika melaporkan 80% orang dewasa berencana membagi-bagikan permen kepada anak-anak yang datang, sedangkan 93% anak-anak ingin berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga di malam Halloween.

Kota Anoka di negara bagian Minnesota mengklaim diri sebagai "ibu kota Halloween" dan merayakannya dengan pawai besar-besaran. Kota Salem di Massachusetts yang terkenal dengan legenda tukang sihir dari Salem biasanya didatangi lebih banyak wisatawan menjelang perayaan Halloween.

Kota New York mengadakan pawai perayaan Halloween terbesar di Amerika Serikat yang disebut The Village Halloween Parade. Pawai yang dirintis pembuat topeng di Greenwich Village New York sekarang menarik perhatian 2 juta peserta dan pengunjung, sekaligus ditonton 4 juta pemirsa televisi.

http://blackjademagic.blogspot.com/2007/10/sejarah-halloween.html

Selengkapnya...