Kamis, 26 Agustus 2010

Nyawa Tiruan Berhasil di Ciptakan

Terobosan baru ilmiah dilakukan ahli biologi berkewarganegaraan Amerika Serikat. Craig Venter berhasil menciptakan ‘kehidupan tiruan’ untuk kali pertama di laboratoriumnya. Sang ilmuwan tersebut, Jumat (21/5) menyangkal bahwa dirinya mempermainkan Tuhan dengan karyanya itu.

Penciptaan sel sintetik yang digambarkan sebagai sebuah tonggak bersejarah dalam ilmu pengetahuan oleh seorang ahli asal Inggris itu, merupakan mimpi yang menjadi kenyataan dari penelitian yang berlangsung selama 15 tahun oleh genetik entrepreneur, Dr Ventern.

Dia mengembuskan nyawa ke tubuh bakteri menggunakan gen yang disatukan melalui proses di laboratorium dalam sebuah konsep pengembangan, dengan tujuan utama untuk membuat organisme material genetik. Termasuk di dalamnya, pembuatan organisme tiruan yang didesain untuk tugas-tugas khusus seperti membuat vaksin atau membersihkan polusi.

Tapi beberapa ahli melihat adanya potensi bahaya dalam temuan tersebut. Misalnya, nyawa sintetik bisa disalahgunakan untuk membuat senjata biologis.

Berbicara dalam program BBC2 Newsnight di Washington, Venter membantah tuduhan dirinya telah mempermainkan Tuhan. “Tuduhan itu selalu muncul setiap kali muncul terobosan baru di dunia medis atau ilmu pengetahuan yang terkait dengan biologi. (Penelitian) ini mempunyai tujuan kemanusiaan untuk mengontrol sifat alam. Itu sama seperti bagaimana kita menjinakkan hewan,” katanya.

“Ini adalah tingkat lebih tinggi dari pemahaman kita. Ini adalah tahap dimana kita bisa mulai memahami bagaimana kehidupan itu bekerja dan mungkin juga bagaimana kita bisa mengontrol sistem mikrobiologi untuk kepentingan kemanusiaan,” tambahnya.

Saat ditanya, teknik baru tersebut bisa dibeli oleh pemilik modal besar, Venter menjawab, teknologi tidak untuk diperjualbelikan. “Kami berupaya mengembangkan teknologi ini untuk memajukan bidang perlindungan vaksin. Kami akan menggunakannya untuk mengembangkan pemahaman dasar dari kehidupan sel,” jelasnya.

Venter juga menyangkal kekhawatiran sejumlah pihak bahwa teknologi itu akan digunakan sebagai bio terorisme. “Sebagian orang sepakat bahwa ada potensi yang berkembang, bahwa teknologi bisa digunakan untuk kekerasan. Tapi ada juga yang meyakini jika pengembangan ini sangat berpotensi untuk membantu kehidupan manusia,” paparnya.

sumber : fors
Selengkapnya...

Misteri Deja Vu dan Asal-Usulnya

Pernahkah kamu mengalami perasaan pernah melakukan kegiatan yang sama persis sebelumnya? Merasakan sebuah kondisi yang sama perisis sebelumnya? Melihat dan mendengar hal yang sama sebelumnya? Hal ini memang terkadang sangat membingungkan karena pada saat itu pula kita tidak mampu mengingat kapan dan dimana pernah melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut seolah-olah ada dalam mimpi namun kenapa bisa benar-benar terjadi. Inilah misteri yang biasa disebut orang dengan Déjà vu.

Berdasarkan penelitian, 70% manusia di bumi pernah merasakan déjà vu. Jadi, fenomena psikologis tersebut adalah hal yang sangat wajar dan bukan merupakan suatu kutukan atau karma sebagaimana banyak dipercayai orang. Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang artinya "pernah lihat". Maksudnya, mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Di Yunani, fenomena ini disebut dengan paramnesia yang merupakan gabungan kata para artinya adalah "sejajar" dan mnimi artinya "ingatan".

Kenapa dejavu bisa terjadi?
Pertanyaan yang mundul kemudian adalah mengapa déjà vu bisa terjadi? Jangan dulu berpikiran bahwa ini adalah fenomena alam yang tidak mampu dijelaskan secara ilmiah karena para ilmuan telah menemukan jawaban akan fenomena yang ada dalam alam pikiran manusia tersebut. Déjà vu terjadi karena adanya gelombang yang diantarkan ke dalam otak. Gelombang tersebut tercipta setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia. Gelombang ini lalu diterjemahkan ke dalam bentuk impuls listrik lalu dikirim ke otak dan dibaca. Tapi ada kalanya otak kita memiliki sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang dibaca berupa amplitudo dan frekuensi tertentu tergantung dari kualitas otak kita.

Contoh sederhananya suatu waktu kita dalam hati mendendangkan sebuah lagu. Lalu kita menyalakan radio dan di radio sedang dimainkan lagu yang sedang kita pikirkan tadi. Langsung kita berpikir “déjà vu”. Padahal, ini menunjukkan bahwa gelombang radio yang dikirim oleh stasiun pemancar, selain diterima oleh radio kita, juga dibaca oleh otak kita karena sifat otak kita yang super sensitive dalam menerima gelombang listrik itu tadi.Ada lagi teori lain yang menjelaskan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

dejavu dipengaruhi usia

Ada pula yang beranggapan bahwa déjà vu ini adalah sebuah penyakit dalam ingatan sehingga semakin tua umur seseorang maka akan semakin sering pula terjadi déjà vu. Seorang ilmuwan asal Jepang dan juga merupakan seorang neuroscientist MIT , Susumu Tonegawa, melakukan eksperimen terkait fenomena ini pada tikus dengan membandingkan ingatan pribadi (episodik) dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus. Ia menemukan bahwa tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

Macam-macam dejavu
Déjà vu juga terjadi dalam berbagai bentuk ada yang hanya bisa mengingat secara samara-samar, ada yang hanya mengingat lokasi kejadian, dan ada pula yang mengingat hal-hal yang sangat mendetail. Secara garis besar, déjà vu terdiri dari empat jenis yakni:
1. dejavu
Déjà vu jenis ini yang paling banyak terjadi dimana kita pernah merasakan suatu kondisi yang sama sebelumnya dan yakin pernah terjadi di masa yang lampau dan berulang kali. Sering kali pada saat itu individu akan diikuti oleh perasaan takut, rasa familiar yang kuat, dan merasa aneh.

2. dejavu
Perasaan yang terjadi pada Deja Vecu lebih kuat daripada déjà vu. Deja vecu seseorang akan merasa pernah berada dalam suatu kondisi sebelumnya dengan ingatan yang lebih detail seperti ingat akan suara ataupun bau.

3. dejavu Senti
Déjà Senti adalah fenomena “pernah merasakan” sesuatu. Suatu ketika kamu pernah merasakan sesuatu dan berkata “Oh iya saya ingat!” atau “Oh iya saya tahu!” namun satu dua menit kemudian sadar bahwa sebenarnya kamu tidak pernah berbicara apa pun.
4. Jamais Vu
Jamais Vu (tidak pernah melihat/mengalami) adalah kebalikan dari déjà vu. Kalau déjà vu mengingat hal-hal yang sebenarnya belum pernah dilakukan sebelumnya, Jamais Vu lain lagi. Tipe déjà vu semacam ini justru tiba-tiba kehilangan memorinya dalam mengingat sesuatu hal yang pernah terjadi dalam diri. Hal ini bisa terjadi karena kelelahan otak.
5. Déjà Visité
Déjà vu tipe ini lebih menitikberatkan pada ingatan seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah ia datangai sebelumnya tapi merasa pernah merasa berada pada lokasi yang sama. Déjà Visité berkaitan dengan tempat atau geografi.

Terkait dengan Umur dan Penyakit Degeneratif

Pada awalnya, beberapa ilmuwan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Selain itu, sebelumnya Chris Moulin dari University of Leeds, Inggris, telah menemukan pula penderita deja vu kronis: orang-orang yang sering dapat menjelaskan secara rinci peristiwa-peristiwa yang tidak pernah terjadi. Mereka merasa tidak perlu menonton TV karena merasa telah menonton acara TV tersebut sebelumnya (padahal belum), dan mereka bahkan merasa tidak perlu pergi ke dokter untuk mengobati ‘penyakit’nya karena mereka merasa sudah pergi ke dokter dan dapat menceritakan hal-hal rinci selama kunjungannya! Alih-alih kesalahan persepsi atau delusi, para peneliti mulai melihat sebab musabab deja vu ke dalam otak dan ingatan kita.

Baru-baru ini, sebuah eksperimen pada tikus mungkin dapat memberi pencerahan baru mengenai asal-usul deja vu yang sebenarnya. Susumu Tonegawa, seorang neuroscientist MIT, membiakkan sejumlah tikus yang tidak memiliki dentante, sebuah bagian kecil dari hippocampus, yang berfungsi normal. Bagian ini sebelumnya diketahui terkait dengan ingatan episodik, yaitu ingatan mengenai pengalaman pribadi kita. Ketika menjumpai sebuah situasi, dentate gyrus akan mencatat tanda-tanda visual, audio, bau, waktu, dan tanda-tanda lainnya dari panca indra untuk dicocokkan dengan ingatan episodik kita. Jika tidak ada yang cocok, situasi ini akan ‘didaftarkan’ sebagai pengalaman baru dan dicatat untuk pembandingan di masa depan.

Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam mencocokkan persamaan dan perbedaan antara beberapa situasi. Namun, seperti yang telah diduga, tikus-tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

Menciptakan ‘Deja Vu’ dalam Laboratorium

Salah satu hal yang menyulitkan para peneliti dalam mengungkap misteri deja vu adalah kemunculan alamiahnya yang spontan dan tidak dapat diperkirakan. Seorang peneliti tidak dapat begitu saja meminta partisipan untuk datang dan ‘menyuruh’ mereka mengalami deja vu dalam kondisi lab yang steril. Deja vu pada umumnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di mana tidak mungkin bagi peneliti untuk terus-menerus menghubungkan partisipan dengan alat pemindai otak yang besar dan berat. Selain itu, jarangnya deja vu terjadi membuat mengikuti partisipan kemana-mana setiap saat bukanlah hal yang efisien dan efektif untuk dilakukan. Namun beberapa peneliti telah berhasil mensimulasikan keadaan yang mirip deja vu.

Seperti yang dilaporkan LiveScience, Kenneth Peller dari Northwestern University menemukan cara yang sederhana untuk membuat seseorang memiliki ‘ingatan palsu’. Para partisipan diperlihatkan sebuah gambar, namun mereka diminta untuk membayangkan sebuah gambar yang lain sama sekali dalam benak mereka. Setelah dilakukan beberapa kali, para partisipan ini kemudian diminta untuk memilih apakah suatu gambar tertentu benar-benar mereka lihat atau hanya dibayangkan. Ternyata gambar-gambar yang hanya dibayangkan partisipan seringkali diklaim benar-benar mereka lihat. Karena itu, deja vu mungkin terjadi ketika secara kebetulan sebuah peristiwa yang dialami seseorang serupa atau mirip dengan gambaran yang pernah dibayangkan.

LiveScience juga melaporkan percobaan Akira O’Connor dan Chris Moulin dari University of Leeds dalam menciptakan sensasi deja vu melalui hipnosis. Para partisipan pertama-tama diminta untuk mengingat sederetan daftar kata-kata. Kemudian mereka dihipnotis agar mereka ‘melupakan’ kata-kata tersebut. Ketika para partisipan ini ditunjukkan daftar kata-kata yang sama, setengah dari mereka melaporkan adanya sensasi yang serupa seperti dejavu, sementara separuhnya lagi sangat yakin bahwa yang mereka alami adalah benar-benar deja vu. Menurut mereka hal ini terjadi karena area otak yang terkait dengan familiaritas diganggu kerjanya oleh hipnosis.

sumber : http://popsy.wordpress.com/, http://www.indralasmana.co.cc/
Selengkapnya...

Moralitas Tinggi Penting bagi Hipnoterapis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setiap orang bisa berpeluang menjadi hipnoterapis atau orang yang menjalankan praktik hipnotis dalam pengobatannya. Namun, tidak semua orang bisa menjadi hipnoterapis, perlu integritas moral yang tinggi untuk mencapainya.

Hal tersebut diungkapkan pakar hipnoterapi, Andi W Gunawan, saat ditemui Kompas.com seusai acara Indonesia Hypnosis Summit 2010 di Hotel Oasis Amir, Jakarta, Minggu (13/6/2010).

"Karena ini sangat powerfull, untuk mempelajarinya pun ada tiga syarat yang harus dipenuhi," ujarnya.

Ketiga syarat tersebut adalah harus memiliki rasa welas asih yang tinggi, memiliki integritas moral etika, dan teknik yang baik.

"Sebenarnya kalau individunya mau, hipnoterapis bisa melakukan apa saja sesuai permintaan pasien. Tetapi, karena kami juga punya nilai moral yang dipegang, jadi hipnoterapis juga harus bisa memfilter kemungkinan negatif yang bisa timbul dari permintaan pasien tersebut," ungkapnya.

Andi menjelaskan, untuk menjadi hipnoterapis setidaknya diperlukan waktu belajar tiga hari perkenalan dasar tentang hipnotis/hipnosis, dua minggu praktik, dan 100 jam pertemuan tatap muka.

"Diperlukan teori yang kuat agar dalam pengobatannya tidak akan menimbulkan efek samping yang buruk," ujarnya.

Karena itu, Adi juga berpendapat perlunya hipnoterapis memiliki suatu wadah besar semacam asosiasi untuk bisa memberlakukan standar agar hipnoterapi tidak menyimpang dari jalannya.

"Asosiasi penting untuk memberikan standar pelatihan, praktik, hingga penanaman etika," ujarnya.

Hipnoterapi kini menjadi tren di Indonesia berkat tayangan televisi yang mulai menayangkan berbagai bentuk hipnotis dalam hiburan sulap meski pada dasarnya ilmu itu digunakan untuk pengobatan kejiwaan melalui hipnoterapi.

Hipnoterapi mampu mengobati penyakit kejiwaan, seperti fobia, trauma, depresi, hingga kepribadian majemuk, dengan cara memberikan stimulus positif kepada individu untuk membantunya berpikir positif dalam menyelesaikan masalahnya.

sumber : KOmpas

Selengkapnya...

Otak Kita Tidak Membaca Huruf Namun Kata

Menurut penelitian dari Universitas Cambridge, Urutan Huruf dalam kata tidak penting, Cukup huruf pertama & terakhir yang ada pada tempatnya sisanya bisa ditulis berantakan tetapi kita dapat membacanya ini disebabkan karena otak kita tidak membaca huruf per huruf, namun kata perkata.

Silakan coba baca kalimat berikut:

merunut sautu pelneitian di Uinervtisas Cmabridge, utruan hruuf dlaam ktaa tiadk penitng, ckuup hruuf petrama dan trekahhir ynag ada pdaa tepmatyna siasyna bsia dtiluis bernataakn teatpi ktia daapt mebmacayna ini dsiebbkan kaerna oatk ktia tdiakmebmcaa huurf per huurf, nmaun ktaa per ktaa ....hbeat kan

sumber :http://id-id.facebook.com/notes/serba-serbi/otak-kita-tidak-membaca-huruf-namun-kata-/115082548536403
Selengkapnya...

Event magic yang terbesar di indonesia

Image

The campionship limited to two main groups :
+Close-up.
+ Stage.

There will be eight categories will be judging :
1. manipulation
2. general magic,
3. stage illusions,
4. micro magic,
5. card magic,
6. parlour magic,
7. mental magic
8. invention

six aspects of judging :
• Technical Skill/Handling
• Showmanship and Presentation
• Entertainment value
• Artistic Impression and Routining
• Originality
• Magic Atmosphere

Championship will be held in SHISA CAFÉ, kemang, Jakarta – which content 150 contestant which the contestant has qualified and pass the audition ( 100 stage and 50 close up) Magic Championship will be held for four days
Day 1 Close up magic
Day 2 close up magic + stage performance
Day 3 stage performance
Day 4 Final performance

* Magic lecture for magician ( by Timmo marc )

WITH TOTAL PRIZEs IDR. 150.000.000.

This event will be held
Date : 21st - 24th October 2010
Place : Shisa Café kemang
Time : 10 am onward
Event : Indonesian Magic Championship

INDONESIA MAGIC CHAMPIONSHIP is magic competition and open for public.

Adapun prosedur nya adalah sebagai berikut :

1. Audisi yang dilakukan adalah audisi tertutup, namun kami tetap melakukan penilaian secara fair dan dapat dilihat di website kami www.MAGICIND.com

2. peserta hanya mengirimkan video performance mereka ke panitia pendaftaran (Para peserta harus menampilkan Full Act Bukan hanya satu trik tanpa routine) yang berdurasi minimal 5 menit dan tidak lebih dari 10 menit. dan membayar sebesar Rp. 85.000 sebagai uang pendaftaran dengan Standard Video:
• format video adalah pal
• video dikirim dalam format umum (wmv,avi,mov,dv,mp4)
• harus berpakaian rapi ( layaknya akan melakukan show )
• tidak ada video editing
• Latar belakang video harus berwarna solid.
• apabila ada dialog di dalam video harus terdengar dengan jelas
• video yang telah dikirimkan sepenuhnya menjadi hak magicind

3. apabila peserta audisi lolos kedalam championship maka peserta di wajibkan membayar biaya kompetisi sebesar Rp.415.000

4. maksimum 3 minggu sebelum acara dimulai semua video peserta dan biaya pendaftaran harus sudah diterima oleh panitia

5. 2 mingggu sebelum hari pelaksanaan panitia akan mengumumkan para peserta yang lolos ke championship dan max 1 minggu sebelum hari pelaksanaan semua peserta yang lolos harus sudah melakukan pelunasan biaya championship, apibila panitia belum menerima biaya championship maka peserta dinyatakan batal.

6. setiap peserta harus memasukin jenis kompetisi yang akan diikutinya dengan katagori stage atau close-up,dan
Kompetisi terbagi kedalam beberapa pilihan:

Stage Magic Performances:
• Manipulation : Sebuah pertunjukan yang di lakukan di atas panggung, yang sebagian besar menggunakan kecepatan tangan.
• General Magic : Sebuah pertunjukan yang dilakukan di atas panggung, dalam beberapa kasus, terdiri atas gabungan berbagai macam kategori. Alat-alat yang di gunakan biasanya lebih kecil daripada alat-alat yang di gunakan dalam ilusi panggung, dan dapat menggunakan alat high tech multimedia.
• Stage Illusions : Sebuah pertunjukan yang dilakukan di atas panggung yang menggunakan alat-alat yang besar (termasuk alat yang tidak terlihat oleh penonton) terkadang melibatkan penonton dan atau hewan.
• Comedy Magic : Sebuah pertunjukkan yang dilakukan di atas panggung, dimana tujuan utamanya adalah membuat penonton tertawa. Bisa dalam bentuk-bentuk kategori yang telah disebutkan diatas.
• Mental Magic : Cabang dari dunia sulap yang mempertunjukan kekuatan pikiran manusia seperti telepati, clairvoyance, precognition, telekinetic, super memory, kecepatan menghitung, dan simulasi dari beberapa fenomena spiritual.

Close-up Magic Performances:
Kategori ini dibagi menjadi tiga kategori:
• Card Magic : Trik yang menggunakan kartu.
• Micro Magic : Walaupun bias menggunakan kartu, tetapi kategori ini lebih bersifat umum
• Parlour Magic : Sebuah pertunjukan dalam skala yang berada diantara kategori close-up magic dan stage magic.

7. Peserta yang lolos audisi hanya di batasi sebanyak 150 peserta ( 100 peserta stage dan 50 peserta close-up )

? VIDEO PENDAFTARAN DAPAT DIKIRIM KE :
PO BOX 160 BMD TNG 15330

? Uang pendaftaran dapat di transfer :
BCA. Acc no. 751 0291 454
A/n Mardos

#phone 085719795089
( apa bila sudah melakukan pendaftaran harap bukti transfer disimpan, dan kemudian melakukan konfirmasi ke pihak panitia )


more info visit www.magicind.com

Selengkapnya...