Hal tersebut diungkapkan pakar hipnoterapi, Andi W Gunawan, saat ditemui Kompas.com seusai acara Indonesia Hypnosis Summit 2010 di Hotel Oasis Amir, Jakarta, Minggu (13/6/2010).
"Karena ini sangat powerfull, untuk mempelajarinya pun ada tiga syarat yang harus dipenuhi," ujarnya.
Ketiga syarat tersebut adalah harus memiliki rasa welas asih yang tinggi, memiliki integritas moral etika, dan teknik yang baik.
"Sebenarnya kalau individunya mau, hipnoterapis bisa melakukan apa saja sesuai permintaan pasien. Tetapi, karena kami juga punya nilai moral yang dipegang, jadi hipnoterapis juga harus bisa memfilter kemungkinan negatif yang bisa timbul dari permintaan pasien tersebut," ungkapnya.
Andi menjelaskan, untuk menjadi hipnoterapis setidaknya diperlukan waktu belajar tiga hari perkenalan dasar tentang hipnotis/hipnosis, dua minggu praktik, dan 100 jam pertemuan tatap muka.
"Diperlukan teori yang kuat agar dalam pengobatannya tidak akan menimbulkan efek samping yang buruk," ujarnya.
Karena itu, Adi juga berpendapat perlunya hipnoterapis memiliki suatu wadah besar semacam asosiasi untuk bisa memberlakukan standar agar hipnoterapi tidak menyimpang dari jalannya.
"Asosiasi penting untuk memberikan standar pelatihan, praktik, hingga penanaman etika," ujarnya.
Hipnoterapi kini menjadi tren di Indonesia berkat tayangan televisi yang mulai menayangkan berbagai bentuk hipnotis dalam hiburan sulap meski pada dasarnya ilmu itu digunakan untuk pengobatan kejiwaan melalui hipnoterapi.
Hipnoterapi mampu mengobati penyakit kejiwaan, seperti fobia, trauma, depresi, hingga kepribadian majemuk, dengan cara memberikan stimulus positif kepada individu untuk membantunya berpikir positif dalam menyelesaikan masalahnya.
sumber : KOmpas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar