Tentunya kita tahu bahwa suksesnya sebuah penampilan didasarkan pada 55% bahasa non verbal dan 45% apa yang anda sampaikan secara verbal. Sedemikian dahsyatnya bahasa non verbal yang seringkali menghadirkan pernafsiran berbeda untuk yang melihatnya.
Lantas bagaimana pengaruh bahasa non verbal seorang mentalist terhadap kemampuan mempertunjukan keahliannya baik di panggung (stage) atau jarak dekat (close up) ?
Saat seorang mentalist tampil dia mengirimkan sejumlah sinyal berbeda kepada penonton. Sinyal yang paling nyata adalah komunikasi nonverbal, seperti penampilan, gerak fisik, dan perangainya. Mentalist mengirimkan pesan kepada para audiens melalui perilaku dan gerakan bawah sadarnya. Itu sebabnya seorang mentalist harus mengatur bahasa tubuh sebaik-baiknya. Tanpa disadari, penonton akan menjadi terdiam memandang mentalist di atas panggung diiringi rasa penasaran. Mungkin saja mereka sedang menilai apa yang dipertunjukan dalam sikap diam mereka. Tapi, seorang mentalist tak perlu takut atau gugup menghadapinya.
Komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non verbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non verbal dengan komunikasi non lisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi non verbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun non verbal.
Jenis-jenis komunikasi non verbal yang dapat dilakukan mentalist saat mempertunjukan aksinya :
Komunikasi objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan rias (make up) dan pakaian (costum/wordrop) . Orang sering dinilai dari penataan penampilan wajah dan jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya seorang mentalist identik seperti layaknya pesulap yang lain menggunakan pakaian berwarna hitam. Seorang mentalist kadang menggunakan riasan tertentu untuk menguatkan karakternya saat sang mentalist mempertunjukan keahliannya.
Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi non verbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negative. Tehnik sentuhan ini banyak digunakan oleh para mentalist dalam menyugesti audience pertunjukannya karenan tehnik ini sangat akurat dan efektif.
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi non verbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi non verbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality). Sebuah efeck mentalist akan terasa menjenuhkan apa bila sang mentalist tidak akurat memperkirakan waktu untuk mempertunjukan efecknya itu.
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi non verbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau mengendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan. Gerakan tubuh ini juga banyak digunakan oleh para mentalis menjadi salah satu rahasia efeck mentalistnya. Beberapa mentalis profesional mengadakan latihan tersendiri dengan disiplin yang sangat ketat dalam rangka mengolah tubuhnya agar mendukung segala pertunjukan mentalistnya. Jangan heran apa bila seorang mentalis tenyata belajar menari atau belajar salah satu canang bela diri.
Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang mentalist gunakan ketika berkomunikasi dengan audiance, termasuk juga tempat atau lokasi posisi mentalist berada atau berdiri. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban mentalist dengan audiance, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian audiance terhadap sang mentalist, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
• Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
• Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
• Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
• Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.
Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari. Seperti hal nya tubuh para mentalist juga melatih kemampuan vokalnya secara khusus dengan disiplin yang sangat ketat dalam rangka mengolah vokalnya agar mendukung segala pertunjukan mentalistnya.
Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya. Sagat penting bagi seorang mentalis mengetahui budaya dan kebiasaan dimana dia mempertunjukan kebolehannya agar jangan sampai salah pengertian antara makna pertunjukan yang dibawakan mentalist dengan tanggapan audiencenya.
Lantas bagaimana pengaruh bahasa non verbal seorang mentalist terhadap kemampuan mempertunjukan keahliannya baik di panggung (stage) atau jarak dekat (close up) ?
Saat seorang mentalist tampil dia mengirimkan sejumlah sinyal berbeda kepada penonton. Sinyal yang paling nyata adalah komunikasi nonverbal, seperti penampilan, gerak fisik, dan perangainya. Mentalist mengirimkan pesan kepada para audiens melalui perilaku dan gerakan bawah sadarnya. Itu sebabnya seorang mentalist harus mengatur bahasa tubuh sebaik-baiknya. Tanpa disadari, penonton akan menjadi terdiam memandang mentalist di atas panggung diiringi rasa penasaran. Mungkin saja mereka sedang menilai apa yang dipertunjukan dalam sikap diam mereka. Tapi, seorang mentalist tak perlu takut atau gugup menghadapinya.
Komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non verbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non verbal dengan komunikasi non lisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi non verbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun non verbal.
Jenis-jenis komunikasi non verbal yang dapat dilakukan mentalist saat mempertunjukan aksinya :
Komunikasi objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan rias (make up) dan pakaian (costum/wordrop) . Orang sering dinilai dari penataan penampilan wajah dan jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya seorang mentalist identik seperti layaknya pesulap yang lain menggunakan pakaian berwarna hitam. Seorang mentalist kadang menggunakan riasan tertentu untuk menguatkan karakternya saat sang mentalist mempertunjukan keahliannya.
Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi non verbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negative. Tehnik sentuhan ini banyak digunakan oleh para mentalist dalam menyugesti audience pertunjukannya karenan tehnik ini sangat akurat dan efektif.
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi non verbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi non verbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality). Sebuah efeck mentalist akan terasa menjenuhkan apa bila sang mentalist tidak akurat memperkirakan waktu untuk mempertunjukan efecknya itu.
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi non verbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau mengendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan. Gerakan tubuh ini juga banyak digunakan oleh para mentalis menjadi salah satu rahasia efeck mentalistnya. Beberapa mentalis profesional mengadakan latihan tersendiri dengan disiplin yang sangat ketat dalam rangka mengolah tubuhnya agar mendukung segala pertunjukan mentalistnya. Jangan heran apa bila seorang mentalis tenyata belajar menari atau belajar salah satu canang bela diri.
Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang mentalist gunakan ketika berkomunikasi dengan audiance, termasuk juga tempat atau lokasi posisi mentalist berada atau berdiri. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban mentalist dengan audiance, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian audiance terhadap sang mentalist, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
• Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
• Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
• Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
• Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.
Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari. Seperti hal nya tubuh para mentalist juga melatih kemampuan vokalnya secara khusus dengan disiplin yang sangat ketat dalam rangka mengolah vokalnya agar mendukung segala pertunjukan mentalistnya.
Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya. Sagat penting bagi seorang mentalis mengetahui budaya dan kebiasaan dimana dia mempertunjukan kebolehannya agar jangan sampai salah pengertian antara makna pertunjukan yang dibawakan mentalist dengan tanggapan audiencenya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar